Artikel Gereja

IBADAH RAYA MINGGU 25.4.21

Jangan kita hidup dari opini orang! Jangan kita hidup karena kata orang! Jangan kita hidup karena pujian orang! Jangan cari pujian dunia, tetapi cari pujian dari Allah.   Dunia akan menuntut kita memenuhi standart-standartnya dengan tekanan-tekanannya. 

 

Dalam hidup maupun dalam pelayanan hendaknya kita dapat mencontoh Tuhan Yesus sendiri ataupun: “Aku tidak memerlukan hormat dari manusia.” (Yoh 5:41) dan Rasul Paulus:  “Karena kami tidak pernah bermulut manis – hal itu kamu ketahui – dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi – Allah adalah saksi – juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus.” 1 Thes2:5-6.

 

Oleh keran itu kita harus kuat di dalam Tuhan!

1.       Hendaklah kita kuat di dalam Tuhan - Dialah menjadi sumber kekuatan kita semua. Hal ini kita perlukan agar tidak hanyut - dapat menetapkan boundary - batasan, dapat mengatakan tidak terhadap apa yang tidak kita inginkan - dan mengatakan iya dengan tegas apa yang kita rasakan benar sesuai Firman.

2.       Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah (Maz 62:7).  Sembuh dari kekosongan jiwa - selesai dengan diri sendiri - dapat mengatasi kebutuhan dan keinginan dipuji manusia.   Jawab Yesus kepadanya: ”Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, Jawab Yesus kepadanya: ”Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal”. (Yoh 4:13-14)

3.       Mencari Pujian dari Tuhan, memikirkan apa yang dipikirkanNya.  “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah “ (Ibran 12:2).

4.       Setiap murid Kristus harus membangun prinsip yang kokoh dan menjadi dewasa rohani, bukan kata orang akan tetapi hasil sebuah pemuridan langsung dari Allah. “….. sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.” (Ef 4: 14-15).

 

Related Posts