Artikel Gereja

TERTANAM DI GEREJA LOKAL ( BAG. II)

BERHENTILAH MENJADI PETUALANG ROHANI!

Ada 7 tipikal Orang yang Suka Lompat-Lompat Gereja, yaitu:

1.       Orang yang “Kritis”

Kritis bukan dalam arti positif.  Orang ini bak detektif yang memegang kaca pembesar yang  selalu menelisik untuk mencari celah atau kesalahan.  Begitu menemukannya dia akan segera bereaksi. Dia akan berkata bahwa kesalahan yang dia temukan sangat mengganggunya dan menghalangi pertumbuhan imannya. Dia segera mengeluarkan penilaian dan dalil-dalil yang  menurut standartnya. Sayang, dia hanya komentar tetapi tidak bertindak untuk  memperbaiki. Kekurangan yang dia temukan di gereja itu sengaja  dijadikannya sebagai  kartu pass untuk keluar dari gereja. Digereja berikutnya pun akan demikian.

 

2.       Orang yang:” I am The Boss”

Orang ini adalah orang yang mental “konsumen”: “pembeli adalah raja”.  Dalam pikirannya, dengan kehadirannya dan kontribusi yang akan dia berikan, gereja akan beruntung. Dia beranggapan  Gerejalah yang membutuhkan dia.  Jika pelayanan gereja (dia anggap sama seperti toko) menyinggung, tidak ramah, tidak memuaskan hatinya, adalah haknya untuk pindah ke “toko”lain.  Sebagai “pengguna jasa gereja dan pendeta” dia harus dilayani, diutamakan, dimanjakan, dan disuapi!  Kita tidak ditemukannya…. Wassalam!

 

3.       Orang yang berjiwa “Entertainment”

Ini adalah seorang Kristen yang memiliki mind set: “ke gereja itu untuk mencari kesenangan alias hiburan.”

Dengan banyaknya gereja yang memiliki kekhasan masing-masing, tidak heran jika di gereja A dia beribadah hanya sampai pada saat puji-pujian selesai, berikutnya dengancepat menyelinap keluar untuk pindah ke gereja Byang dilayani oleh pengkhotbah yang menarik hatinya.  Pada saat lain jika khotbahnya keras dia akan pindah ke gereja C, dst. Yang di cari adalah suasana yang nyaman, musik yang indah, khotbah yang merdu… semua yang menyenangkan teliganya. Tidak lebih dari itu! ( 2 Tim 4: 3-4)

 

4.       Orang yang “Merdeka”

Merdaka dalam arti seorang yang dengan sengaja tidak mau mengikatkan diri dan terlibat dalam pelayanan gereja, seorang Kristen yang bebas.  Terikat dan terlibat bagi dia adalah sebuah kata yang membebani!  Komitmen adalah sebuah kuk berat yang harus dihindari karena akan membuatnya terjerat!  Para petualang rohani ini benar-benar mengingkari hakikat dari sebuah gereja yang dipanggil untuk bersekutu (Koinonia), melayani (diakonia), bersaksi (marturia) dan mengajar (didaskalia). Dikatakan dalam Alkitab kita ada di gereja/berjemaat itu untuk: “… layanilah seorang akan yang lain…” (Gal 5: 13; 1 Pet 4: 10).  Bagaimana bisa saling melayani, saling mengasihi, saling menasihati, saling menguatkan, saling menegur, saling mengajar jika tidak bersama-sama dalam jangka waktu yang cukup panjang di satu tempat?  Bagaimana dia bisa melakukan (terlibat berperan) dan mengalami semua itu jika dia meloncat dari satu gereja ke gereja lain?

 

5.       Orang yang tidak mau menginvestasikan hidupnya

Orang yang tidak mau menanamkan “modalnya” (hati, pikiran, tenga, waktu, uang) di gereja dimana dia beribadah sejak pertama dia datang, adalah tanda-tanda bahwa orang ini adalah calon petualang rohani yang unggul.  Dia sengaja bersikap demikian dengan tujuan untuk meringankan langkahnya jika pada suatu saat harus meninggalkan gereja tersebut... no things to lose!

 

6.       Orang yang “tidak mau berteman”

Orang ini sengaja jaga jarak dengan jemaat lain.  Datang menghindari sambutan, pulang menghindari salaman!  Datang diam-diam di ibadah, melihat-lihat, menjajaki dan pasang kuda-kuda.  Menghindari ikatan emosi dengan jemaat lain, sebab jika sudah akrab dengan jemaat lain, akan sulit baginya untuk loncat ketika sesuatu yang tidak cocok dengan hatinya terjadi di gereja tersebut.

 

7.       Orang yang tidak mau menerima otoritas

Tipe ini adalah seorang jemaat yang tidak memiliki rasa ketaatan pada aturan yang berlaku di gereja tersebut, yang tidak tunduk pada otoritas yang ada pada gereja itu.  Dalam pembelaannya dia berkata: “Aku hanya akan tunduk pada Firman Tuhan, tak ada seorangpun yang berhak mengatur aku!”  “Aku beribadah kemana saja sesuai dengan yang Roh Kudus gerakkan!”

Related Posts